Kamis, 14 Januari 2010

Routing Information Protocol...''''

adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan berbasis lokal dan luas. Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai interior gateway protocolIGP). Protokol ini menggunakan algoritma routing distance-vector. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).  (
RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang mempekerjakan hop sebagai metrik routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini, bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.
Awalnya setiap RIP router ditularkan pembaruan penuh setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktik. Sally Floyd dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke update timer interval dari setiap router.
RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.
Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan skalabilitas miskin dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi.
RIP dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport. Menggunakan port 520.

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggab tidak terjangkau (unreachable).
RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama. RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route (classless routing).



Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk variable length subnet mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 multicasts seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.
(MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997.
RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

RIPng

RIPng (RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi berikutnya Internet Protocol. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
  • Dukungan dari jaringan IPv6.
  • Sementara RIPv1 update RIPv2 mendukung otentikasi, RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security untuk otentikasi.
  • Melampirkan RIPv2 memungkinkan tag ke rute yang sewenang-wenang, tidak RIPng;
  • RIPv2 encode-hop berikutnya ke setiap rute entri, RIPng membutuhkan penyandian tertentu hop berikutnya untuk satu set rute entri.

 . Mengkonfigurasi Routing RIP
Dalam pemhimplementasian RIP ini akan digunakan tiga buah router cisco, yaitu Router Kantor Pusat, Router Cabang A, dan Router Cabang B. masing-masing router memiliki satu buah client.






tcp ip...osi

Gambaran yang umum tentang TCP/IP adalah gabungan dari dua protokol komunikasi yang dipakai untuk kominikasi data, TCP kepanjangan dari transmissioncontrol-protocol dan IP kepanjangan dari internet-protocol. Kedua protokol tersebut dipakai untuk menyatakan sekelompok protokol yang memiliki kaitan dengan
protokol TCP dan IP seperti user-datagram-protocol (UDP), file transfer protocol (FTP), terminal-emulation-protocol (TELNET), dll.


TCP/IP merupakan hasil riset dan pengembangan protokol pada percobaan jaringan packet-switched yang ditemukan oleh defense-advanced-research-project agency (DARPA) dengan nama ARPAnet pada tahun 1970, yang kemudian secara umum disebut protokol TCP/IP. Rangkaian protokol ini berisi beberapa protokol penting dan kemudian menjadi standart internet yang dikeluarkan oleh internetactivities-
board (IAB). IAB adalah badan yang memberikan perhatian terhadap perkembangan protokol yang berhubungan dengan TCP/IP dan internet. Pada gambar diatas menunjukkan peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan protokol TCP/IP, awalnya dimulai dengan percobaan 4-node ARPAnet pada tahung 1969 dan dilanjutkan dengan demo pada tahun 1972. Pada periode 1978 samapai 1980 terjadi perkembangan yang besar karena interaksi antara peneliti TCP/IP, peneliti xerox-network-system (XNS) dan pemakai yang bekerja di fasilitas Xerox di Palo Alto menghasilkan XNS's RIP (routing-information-protocol) yang kemudian digunakan pada Unix BSD. Karena pada saat itu Unix BSD sedang populer maka RIP digunakan secara luas pada jaringan TCP/IP, akibat banyaknya kalangan akademis, fasilitas penelitian, dll yang menggunakan Unix BSD. Saat ini Internet yang menggantikan ARPAnet tidak hanya terdiri dari satu
jaringan tetapi merupakan komglomesari dari berbagai macam jaringan, tetapi protokol yang paling banyak dipakai adalah TCP/IP, walaupun ada beberapa jaringan menggunakan protokol berbeda, milanya BITNET dan CREN yang menggunakan protokol IBM's SNA.

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP
Dalam mempelajari arsitektur protokol ini maka konsep layer (lapisan) yang termasuk keluarga TCP/IP masih diperlukan, karena berhubungan dengan elemen didalam protokol lain yang dipakai pada aplikasi TCP/IP. Elemen protokol yang akan dibahas dalam hubungan ini adalah OSI dan model DoD. Model tersebut masih
diperlukan dalam memahami konsep susunan elemen pembentuk protokol TCP/IP. Jaringan TCP/IP dapat dijabarkan berdasarkan 3 elemen jaringan, yaitu physical-connectios, protocols dan applications. Physical-connection menyediakan media yang dilewati data biner pada saat dikirimkan, media ini dapat berupa kabel
coaxial, kabel telephone, leased-line, gelombang infrared, gelombang radio, mocrowave-link, satellite-link, dll. Physical-connectios ini merupakan level terendah secara fungsional dalam jaringan. Untuk mengoperasikan jaringan maka diperlukan sekumpulan standart tentang tatacara yang diikuti semua peralatan agar dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama, sekumpulan standart inilah yang disebut protocol yang dapat menyediakan
berbagai fungsi komunikasi pada jaringan. Applications menggunakan network-protocol yang dipakai sebagai dasar untuk berkomunikasi pada saat network-application berjalan pada jaringan,
selanjutnya network-protocol menggunakan physical-connections untuk mengirim
data.
Dalam memberikan gambaran jaringan beroperasi yang merupakan gabungan elemen physical-connectios, protocols dan applications, maka dapat dilihat elemen jaringan ini menurut hirarki : applications berada pada level teratas dan physicalconnectios berada paling bawah, maka protocol menjadi jembatan diantara keduanya. Untuk mengerti lebih dalam tentang hirarki diantara elemen jaringan dan fungsi yang dijalankan, maka dapat dipakai suatu ukuran atau model untuk menggambarkan masing-masing bagian dan fungsinya. Suatu model yang paling umum dipakai sebagai acuan adalah open-system-interconnection (OSI).

Model OSI

Pada tahun 1978 international-organization-of-standards (ISO) menyusun standart OSI yang dapat dipakai untuk mengembangkan sistem terbuka dan sebagai referensi dengan sistem komunikasi data yang berbeda. Sistem jaringan yang dirancang menurut kerangka kerja dan spesifikasi OSI maka akan memiliki metode
komunikasi yang saling kompatibel.


Model OSI memili 7 layer yang bekerja dari layer teratas menuju kebawah
bawah sesuai urutan : aplication, presentation, session, transport, network, data-link,
physical. Ketuju layer tersebut disusun berdasarkan lima prinsip yang harus diikuti
untuk menentukan layer dalam komunikasi, yaitu :
Ø Layer dibuat jika ketika diperlukan pemisahan level yang secara teori diperlukan.
Ø Masing-masing layer memiliki fungsi yang jelas.
Ø Setiap fungsi dari masing-masing layer telah ditentukan agar sesuai dengan
standart protokol secara internasional.
Ø Batas kedua layer telah ditentukan untuk mengurangi informasi menerobos
antarmuka layer.
Ø Setiap layer ditentukan dengan jelas fungsinya, tetapi jumlah layer sebaiknya
sekecil mungkin untuk menghindari arsitektur yang luas.
Physical Layer
Physical-layer dipergunakan untuk mengtransmisikan data per bit melewati
saluran komunikasi. Susunan bit tersebut mungkin mewakili pengiriman file atau
rekord dari file database, physical-layer mengabaikan arti (melupakan) susunan bit
tersebut, untuk selanjutnya akan dikodekan menjadi digit 1 dan 0 atau menjadi bentuk
analog. Physical-layer menangani proses mekanis, elektris dan prosedur antar muka
dalam media fisik (saluran transmisi, driver, sensor, pencatu, dll.).
Data Link Layer
Data-link-layer dibentuk berdasarkan kemampuan transmisi dari physicallayer.
Susunan bit yang akan dikirim atau diterima dikumpulkan dalam kelompok
yang disebut frame. Dalam konteks LAN, frame dapat berarti token-ring atau ethenetframe.
Awal dan akhir frame di tandai dengan susunan bit khusus, sehingga frame tersusun
dalam susunan bit yang terdiri atas address-field, control-field, data-field, dan errorcontrol-
field, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu.



Address-field berisi alamat node pengirim (source) dan penerima (destination).
Control-field dipakai untuk menandai adanya perbedaan jenis dari data-link-frame,
termasuk frame data dan frame yang dipakai untuk mengatur data-link-channel.
Data-field berisi data asli yang dikirimkan bersama dalam frame.
Error-control-field dipakai untuk mendeteksi adanya pada data-link-frame.
Data-link-layer merupakan layer pertama yang terlihat memiliki perhatian kepada
pendeteksian error. Error-control-field umunya berisi hasil pengecekan secara
hardware yang dipergunakan untuk mendeteksi adanya.
Network Layer
Network-layer dibentuk berdasarkan hubungan node-to-node yang disediakan
oleh data-link-layer. Pelayanan data-link secara node-to-node menuju jaringan akan
menjadi meningkat dengan adanya layer ini, sehingga data-link-layer dapat menambah
pelayanan untuk rute lintasan sejumlah packet (bagian dari informasi yang berada
pada network-layer) diantara beberapa node dihubungkan melewati jaringan yang
kompleks secara berubah-ubah.
Disamping melayani proses routing, network-layer membantu menghilangkan
kemacetan dengan cara mengatur aliran data. Disamping itu network-layer dapat
membuat kemungkinan agar dua jaringan dapat dihubungkan menerapkan uniformaddresing-
mecanism ( suatu mekanisme untuk pengalamatan sejenis).
Sebagai contoh jaringan lokal Ethernet dan Token-ring memiliki alamat datalink
yang berbeda tipenya, untuk menghubungkan dua jaringan tersebut maka
diperlukan uniform-addressing-mechanism yang dapat dimengerti oleh Etrhernet
maupun Token-ring. Untuk jaringan yang berbasis Novel-Netware maka digunakan
internet-packet-exchange (IPX) sebagai protokol network-layer, sedangkan jaringan
berbasis TCP/IP digunakan internet-protocol (IP).

Transport Layer
Transport-layer menyediakan perbaikan untuk melayani network-layer.
Lapisan ini membantu dalam meyakinkan pengiriman data dapat diandalkan dan
menggabungkan data yang telah dikirim dari ujung ke ujung. Untuk meyakinkan
pengiriman data dapat diandalkan transport-layer berdasarkan kepada mekanisme
pengontrolan error yang disediakan oleh layer yang lebih rendah, jika layer yang
dibawahnya tidah mampu untuk mengerjakan maka transport-layer akan bekerja lebih
keras. Pada layer ini merupakan kesempatan terakhir untuk mengatasi error, tetapi
pada kenyataannya transport-layer menyediakan pengiriman yang bebas error.
Transport-layer juga bertanggung jawab untuk membuat hubungan-hubungan
secara logis pada sebuah hubungan jaringan, proses ini disebut multiplexing atau time

sharing terjadi ketika nomer sambungan transport dibagi pada sambungan jaringan
yang sama.
Transport-layer adalah layer menengah dalam model OSI, 3 layer dibawahnya
menyatakan bagian subnet dari model jaringan, sedangkan 3 layer diatasnya biasanya
dipergunakan untuk proses softwering pada node. Transport-layer biasanya
dipergunakan pula pada node yang tugasnya untuk merubah subnet yang tidak bisa
diandalkan menjadi jaringan yang dapat lebih diandalkan.
Karea adanya multiplexing, beberapa elemen software atau pada OSI disebut
dengan protocol-entity untuk membagi address (alamat) network-layer yang sama.
Untuk mengidentifikasi setiap elemen software didalam transport-layer diperlukan
bentuk umum dalam pengalamatan, yang disebut dengan transport-address yang
biasanya merupakan kombinasi alamat network-address dan nomer transport dari
service-access-point. Kadangkala untuk mengidentifikasi alamat tranport disebut
dengan socket atau port-number.
Contoh : Transport-protocol pada Netware menggunakan squencedexchange-
protocol (SPX) dan packet-exchange-protocol (PXP), sedngkan pada
TCP/IP menggunakan transmission-control-protocol (TCP).






Multiprotocol Label Switching (MPLS)

digunakan untuk mengurangi proses yang terjadi dalam suatu router ketika mengirimkan suatu layanan paket data. Konsep teknologi MPLS ini menggunakan switching node yang disebut sebagai Label Switching Router (LRS) dengan melekatkan suatu label dalam setiap paket data yang datang, dan menggunakan label tersebut untuk menentukan ke arah mana seharusnya paket data sebuah tersebut dikirimkan. Teknologi MPLS memiliki tujuan membawa teknologi IP yang memiliki sistem connectionless ke dalam sebuah teknologi IP yang memiliki sistem connection oriented dengan memanfaatkan teknik switching yang ada dalam teknologi ATM. Dengan kemampuan tersebut MPLS merupakan cara yang efektif untuk menggabungkan teknologi IP dan teknologi ATM ke dalam sebuah jaringan backbone.Pada makalah ini dilaporkan suatu simulasi pengukuran terhadap Quality of Service (QoS) yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya layanan teknik MPLS ini ketika mengirimkan suatu trafik layanan paket. Pengukuran tersebut dilakukan terhadap tiga parameter utama QoS yang ada dalam sebuah jaringan yaitu bandwidth, service rate, dan waktu delay pengiriman paket. Dari simulasi pengukuran QoS dalam jaringan MPLS, didapatkan bahwa waktu delay pengiriman paket dalam jaringan MPLS relatif kecil sehingga jaringan MPLS ini cocok untuk diterapkan bagi layanan paket data yang real time. Kata Kunci : Internet Protocol , Asynchronous Transfer Mode , Multiprotocol Label Switching , Quality of Service.







Sebelum mengkaji lebih dalam tentang MPLS Network, akan disajikan materi dasar untuk memahami MPLS.
Contoh jaringan Domain IP sebagai berikut :

R1 dan R6 disebut Edge Router, ditempatkan di bagian depan/perbatasan dari domain IP. R2, R3, R4 dan R5 disebut Core Router, tidak berhubungan langsung dengan dunia luar kecuali melalui Edge Router.
Bagaimana mengkonversi Domain IP ke Domain MPLS?
Kita beri nama Edge Router sebagai Label Edge Router (LER) dan Core Router sebagai Label Switch Router (LSR).
LER mengkonversi Packet IP ke Packet MPLS dan sebaliknya. Ketika packet-packet tersebut masuk ke LER, konversi yang dilakukan adalah dari packet IP ke Packet MPLs, dan ketika keluar dari LER, konversi dari packet MPLS ke packet IP.
LSR mem-forward packet MPLS mengikuti beberapa instruksi yang telah tersimpan dalam suatu tabel. Berdasarkan informasi yang tersimpan dalam packet MPLS, yang disebut Label, kemudian Label tersebut memilih sebuah register dari tabel dan mengikuti instruksi yang terdapat dalam register ini, lalu mem-forward packet MPLS tersebut.
Berikut gambaran sederhana dari penjelasan di atas:

LER menerima Packet IP, kemudian melakukan beberapa proses internal, dan mengkonversi packet menjadi packet MPLS dan mem-forward-nya ke dalam domain MPLS.

 
LSR terlihat melakukan pekerjaan yang lebih kompleks. LSR menerima packet MPLS, melakukan inspeksi, extract infomation yang dibutuhkan guna masuk tabel internal. Informasi yang didapat disebut Label, kemudian label masuk ke dalam tabel dengan nilai tertentu (bayangkan sebuah nomer kunci untuk membuka sebuah box dengan instruksi/Instructions “apa yang harus dilakukan selanjutnya”). Dengan nilai tersebut, Label dapat mengakses instruksi yang dibutuhkan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada packet dan bagaimana men-forward packet ke interface tertentu.
Packet MPLS

Sekarang kita berkonsentrasi pada pekerjaan LER. Bagaimana sebuah Packet IP dikonversi ke Packet MPLS?
Untuk memahaminya digambarkan sebuah skema Packet IP dan Packet MPLS, seperti gambar berikut :

 

 
Dari gambar diatas, terlihat Packet ini mempunyai sebuah intermediate layer header, antara header layer 2 dan layer 3. Layer ini disebut layer MPLS.
Ketika sebuah Packet IP masuk ke Router LER, LER akan memasukkan/menyisipkan layer MPLS antara layer 2 dan layer 3. Dengan cara ini Packet IP dikonversi ke Pakcet MPLS. Berikut detail header layer MPLS.

Panjang Header MPLS adalah 32-bit, dibagi menjadi 4 bagian : 20 bit digunakan untuk Label; 3 bit untuk fungsi experimental; 1 bit untuk fungsi Stack; dan 8 bit untuk time-to-live field (TTL). Header MPLS berperan sebagai perekat antara header layer 2 dan layer 3.




Subnetting

adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.
Dua alasan utama melakukan subnetting:
  1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
  2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Subnets

Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.



 

ambar di Picture 1 menunjukkan sebuah network sebelum dan sesudah subnetting diaplikasikan. Di dalam jaringan yang tidak subnetkan, network ditugaskan ke dalam Address di Class B 144.28.0.0. Semua device di dalam network ini harus berbagi domain broadcast yang sama.
Di network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk memisahkan network ke dalam dua bagian kecil network – diidentifikasikan dengan subnet 16 dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network ini tetap akan tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0. Sebagai contoh, dunia luar menganggap device di 144.28.16.22 dimiliki oleh jaringan 144.28.0.0. Sehingga, paket yang dikirim ke device ini dikirim ke router di 144.28.0.0. Router kemudian melihat bagian subnet dari host ID untuk memutuskan apakah paket diteruskan ke subnet 16 atau 32.



Subnet Mask

Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:
11111111 11111111  11110000  00000000
Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak (menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1, maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh sebelumnya.


144. 28. 16. 17.





IP address (biner) 10010000 00011100 00100000 00001001
Subnet mask 11111111 11111111 11110000 00000000
Network ID 10010000 00011100 00100000 00000000






144. 28. 16. 0

Jadi network ID untuk subnet ini adalah 144.28.16.0
Subnet mask, seperti juga IP address ditulis menggunakan notasi desimal bertitik (dotted decimal notation). Jadi 20-bit subnet mask seperti contoh diatas bisa dituliskan seperti ini: 255.255.240.0
Subnet mask:
11111111 11111111 11110000 00000000
255. 255. 240. 0.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Cuma menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

Aturan-aturan Dalam Membuat Subnet mask

  1. Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, octet pertama dari subnet pasti 255.
  2. Angka maximal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
  3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 9 bit.
Binary Octet Decimal
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255

Private dan Public Address

Host apapun dengan koneksi langsung ke internet harus memiliki IP address unik global. Tapi, tidak semua host terkoneksi langsung ke internet. Beberapa host berada di dalam network yang tidak terkoneksi ke internet. Beberapa host terlindungi firewall, sehingga koneksi internet mereka tidak secara langsung.
Beberapa blok IP address khusus digunakan untuk private network atau network yang terlindungi oleh firewall. Terdapat tiga jangkauan (range) untuk IP address tersebut seperti di tabel berikut ini. Jika anda ingin menciptakan jaringan private TCP/IP, gunakan IP address di tabel ini.
CIDR Subnet Mask Address Range
10.0.0.0/8 255.0.0.0 10.0.0.1 – 10.255.255.254
172.16.0.0/12 255.255.240.0 172.16.1.1 – 172.31.255.254
192.168.0.0/16 255.255.0.0 192.168.0.1 – 192.168.255.254


Session Initiation Protocol

SIP adalah signalling protocol, bukan media transfer protocol, sehingga SIP tidak membawa paket data voice atau video. Dalam implementasi VoIP berbasis protokol SIP, RTP (Real Time Protocol) digunakan sebagai media transfer protocol SIP menggunakan protocol UDP port 5060, sedangkan RTP menggunakan protocol
UDP pada port dinamis (disarankan untuk menggunakan port antara 8000-20000)
Setiap komponen SIP mempunyai alamat SIP
Format alamat SIP:
 [sip:]
Contoh:
 sip:anton@voiprakyat.or.id
 sip:20001@voiprakyat.or.id
 901@voiprakyat.or.id
 sip:62218613027@voip.ictcentre.net

SIP Request:
- INVITE
 Mengundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi komunikasi
- ACK
 Konfirmasi bahwa user agent telah menerima pesan terakhir dari serangkaian pesan INVITE
- BYE
 Terminasi sesi
- CANCEL
 Membatalkan INVITE
- REGISTER
 Registrasi di Registrar Server
- OPTIONS
 Meminta informasi tentang kemampuan server
- INFO
 Digunakan untuk membawa pesan informasi lainnya, seperti informasi inline DTMF
SIP Response:
 1xx - Informational Message
 2xx - Successful Response
 3xx - Redirection Response
 4xx - Request Failure Response
 5xx - Server Failure Response
 6xx - Global Failures Response

Header SIP ditulis dalam format text, mirip dengan HTTP dan SMTP
 Contoh:
INVITE sip:20006@202.154.179.69 SIP/2.0
Via: SIP/2.0/UDP 202.137.12.237:5060
From: sip:20014@202.137.122.237
To:
Call-ID: c2943000-e0563-2a1ce-2e323931@202.137.12.237
CSeq: 100 INVITE
Expires: 180
User-Agent: Cisco IP Phone/ Rev. 1/ SIP enabled
Accept: application/sdp
Contact: sip:20014@202.137.12.237:5060
Content-Type: application/sdp

....
....




 User Agent
 Komponen SIP yang memulai, menerima dan menutup sesi komunikasi
- User Agent terdiri dari 2 komponen utama yaitu:
User Agent Client (UAC)
 Komponen yang memulai sesi komunikasi
 User Agent Server (UAS)
 Komponen yang menerima atau menanggapi sesi komunikasi
- Baik UAC ataupun UAS dapat menutup sesi komunikasi
- User agent dapat berupa software (softphone) ataupun hardware
(hardphone)

 Proxy Server
Komponen penengah antar user agent, bertindak sebagai server dan client yang menerima request message dari user agent dan menyampaikan pada user agent lainnya
- Request dapat dilayani sendiri atau disampaikan (forward) pada proxy server lain
- Menerjemahkan dan/atau menulis ulang request message sebelum menyampaikan pada user agent tujuan atau proxy lain
- Proxy server menyimpan seluruh state sesi komunikasi antara UAC dan UAS




Redirect Server
Komponen yang menerima request message dari user agent,
memetakan alamat SIP user agent atau proxy server tujuan
kemudian menyampaikan hasil pemetaan kembali pada user
agent pengirim (UAC)
- Redirect Server tidak menyimpan state sesi komunikasi antara
UAC dan UAS setelah pemetaan disampaikan pada UAC
- Tidak seperti proxy server, redirect server tidak dapat memulai
inisiasi request message
- Tidak seperti UAS, redirect server tidak dapat menerima dan
menutup sesi komunikasi



Registrar Server
- Komponen yang menerima request message
REGISTER
- Registrar dapat menambahkan fungsi otentikasi
user untuk validasi
- Registrar menyimpan database user untuk otentikasi dan lokasi sebenarnya (berupa IP dan port) agar user yang terdaftar dapat dihubungi oleh komponen SIP lainnya (berfungsi sebagai Location Server juga)
-Registrar Server biasa disandingkan dengan Proxy Server


Framework SIP
Integration
- Kemudahan untuk integrasi dengan protokol lain standar IETF (Internet
Engineering Task Force)
- Scalability
- Komponen SIP dapat digabungkan secara fisik dalam server yang sama atau justru berbeda lokasi secara topologis
- Distribusi komponen memungkinkan penambahan komponen baru tanpa mempengaruhi jaringan yang sudah ada
-Simplicity
- Menangani paket SIP relatif mudah dilakukan, seperti pada protokol standar
IETF lainnya (HTTP dan SMTP)
- Header SIP tertulis dalam format text untuk kemudahan implementasi, modifikasi dan debug

SIP User Agent
Adalah komponen yang digunakan disisi user/client
- SIP User Agent dapat melakukan registrasi ke Registrar Server atau dapat digunakan peer-to-peer terhubung langsung dengan SIP User Agent yang lain
- Contoh beberapa SIP softphone (SIP User Agent berupa software)

Ekiga (http://www.gnomemeeting.org/)
- Kphone (http://sourceforge.net/projects/kphone)
- Linphone (http://www.linphone.org/)
- SJphone (Manual_SJphone_untuk_VoIP_Rakyat.pdf)
- X-Lite (Manual_X-Lite_3_0_untuk_VoIP_Rakyat.pdf)

Contoh beberapa SIP hardphone (SIP User Agent berupa hardware)
- ATA, Analog Telephone Adaptor
ATA, Analog Telephone Adaptor
 Linksys PAP2T (manual-linksys-pap2t.pdf)
 ATCOM AG-168 (manual-atcom-ag168.pdf)
 Wellgate 2504A (manual-welltech-wellgate3504a.pdf)

IP Phone atau ethernet phone
- IPPH 301S (manual-ipph-301s.pdf)
- Linksys SPA941 (manual-linksys-spa941.pdf)
 USB phone
- AU 100 (http://sleepless.ngoprek.org/2006/01/06)

Contoh SIP Server
 Asterisk (http://www.asterisk.org)
 Axon (http://nch.com.au/pbx)
 FreeSWITCH (http://www.freeswitch.org)
 OnDo Brekeke (http://www.brekeke.com)
 OpenSER, fork dari SER (http://www.openser.org)
 SER, SIP Express Router (http://iptel.org/ser)
 Yate (http://yate.null.ro)

SIP SDK
Untuk memudahkan developer membangun aplikasi/sistem berbasis SIP, gunakanlah SIP SDK (Software Development Kit, SIP library/stack atau software component) yang tersedia dipasaran

Beberapa contoh SIP SDK yang dapat digunakan
 http://jsip.sourceforge.net/
 http://tapioca-voip.sourceforge.net
 http://www.google.com/search?q=SIP+SDK
 http://www.gnu.org/software/osip/
 http://www.mbdsys.com/opensource/verona/
 http://www.pjsip.org/
 http://www.pulver.com/products/sip/
 http://www.sipcenter.com/sip.nsf/html/Developers+Toolkit
 http://www.sipfoundry.org/reSIProcate/
 http://www.vovida.org/protocols/downloads/sip/

Implementator SIP

ITSP, Internet Telephony Service Provider
 Contoh di negara lain:
 FWD, Free World Dialup (http://www.freeworldialup.com/)
 IPTel (http://iptel.org/)
 SIP Phone (http://www.sipphone.com/)
- Lainnya dapat anda lihat di situs berikut:
 http://www.voip-info.org/wiki-VOIP+Service+Providers
 http://www.sipbroker.com/sipbroker/action/providerWhitePages
- Contoh di dalam negeri:
 VoIP Rakyat (http://www.voiprakyat.or.id)
 CUG (Closed User Group)
-Jaringan antar kantor/perusahaan
 Jaringan antar kampus/universitas
 Jaringan antar institusi pemerintah

Daftar Pustaka
http://www.cs.columbia.edu/sip
 http://www.ietf.org/html.charters/sip-charter.html

RESOURCE RESERVATION PROTOCOL (RSVP)



RSVP merupakan protokol pemesanan resource yang dipakai untukintegrated service. Protokol RSVP dipakai oleh host untuk meminta QoS dari jaringan untuk dipakai oleh aplikasi tertentu. RSVP juga dipakai oleh router untuk mengantar permintaan QoS ke semua node sepanjang jalur aliran data dan dipakai untuk membangun dan memelihara kondisi RSVP didesain untuk beroperasi dengan protokol peroutingan unicast dan ulticast, sehingga RSVP bukan protokol perutingan. Proses RSVP memeriksa database perutingan lokal untuk mendapatkan route. Protokol perutingan menentukan dimana paket akan diteruskan. RSVP hanya fokus dengan QoS paket tersebut yang diteruskan dengan perutingan.Untuk mendapatkan efisiensi, RSVP membuat receiver bertanggung jawab dalam permintaan QoS. Permintaan QoS dari aplikasi host di receiver dilewatkan ke proses RSVP lokal. Kemudian protokol RSVP membawa permintaan ke semua node (host dan router) sepanjang path data menuju sumber data, tetapi hanya sejauh lokasi router path data yang dimiliki receiver bergabung dengan diagram distribusi multicast.

QoS diimplementasikan pada aliran data terpisah melalui mekanisme traffic control. Mekanisme tersebut terdiri dari packet classifier, admission control, packet scheduler. Selama pembangunan reservasi, permintaan QoS RSVP dilewatkan melaui dua modul lokal yaitu admission control dan policy control. Admission control menentukan apakah node memiliki ketersediaan resource yang cukup untuk menyuplai QoS yang diminta. Policy control menentukan apakah user memiliki izin administratif untuk melakukan reservasi. Jika kedua proses berhasil, selanjutnya parameter – parameter di-set dalam packet classifier dan interface layer link (misal packet scheduler) untuk mendapatkan QoS yang diinginkan. Jika terdapat proses yang gagal maka program RSVP mengirimkan pemberitahuan kesalahan kepada proses aplikasi yang meminta.


Mekanisme protokol RSVP menyediakan fasilitas dalam pembuatan dan pemeliharaan reservasi pada path. RSVP mengirim dan mengontrol parameter QoS dan policy control sebagai data yang tertutup, kemudian melewatkannya ke modul policy control dan traffic control yang sesuai untuk penerjemahan. Pada modul RSVP di pengirim secara periodik mengirim pesan path RSVP yang menggunakan karakteristik aliran data untuk menjelaskan trafik yang dihasilkan oleh pengirim. Ketika modul RSVP di receiver menerima pesan Path,

aplikasi host penerima mengecek karakteristik aliran data yang diminta dan memberi keputusan apakah resource harus dipesan. Sesekali keputusan dibuat untuk meminta reservasi resource jaringan, aplikasi host mengirim permintaan ke modul RSVP lokal dalam setup/ penyusunan reservasi. Kemudian penerima modul RSVP membawa permintaan sebagai pesan Resv ke semua node sepanjang jalur data balik sampai menuju pengirim. RSVP merupakan protokol pen-setup reservasi resource yang didesain untuk layanan terintegrasi internet. RSVP dipakai oleh host untuk meminta QoS dari jaringan untuk aliran data aplikasi. Sebuah aplikasi memerlukan RSVP untuk meminta end-to-end QoS yang spesifik untuk streaming data. RSVP bertujuan untuk secara efisien men-setup jaminan resouce reservation QoS yang dapat mendukung routing protocol unicast dan multicast dan dapat ditempatkan pada pengantar dalam group multicast yang besar.


Dasar dari RSVP adalah meminta spesifikasi untuk end-to-end Qos yang dibutuhkan dan definisi dari set data paket untuk menerima QoS. RSVP berguna untuk lingkungan dimana QoS reservation data didukung oleh lokasi resource dari pada penambahan resource. RSVP mendukung akses pada pelayanan internetworking yang terintegrasi dimana host dan network bekerja untuk mencapai penjaminan kualitas pengiriman end-to-end. Semua host, router dan komponen lain dalam infrastruktur elemen jaringan antara pengirim dan penerima harus mendukung RSVP. Tiap-tiap elemen jaringan ini mencadangkan resource sistem, seperti bandwith, CPU dan buffer memory, untuk memenuhi permintaan QoS. Hal inilah yang diharapkan, meskipun demikian, akan memerlukan biaya tambahan pada ISP untuk mencadangkan resource-nya untuk RSVP pemesanan QoS. Kontrol QoS RSVP memerlukan pesan-pesan yang dikirimkan untuk mencadangkan resource sepanjang node (router dan host) selama pencadangan pengantaran pada penerima.


RSVP merupakan inisiatif dari penerima, RSVP meminta resource hanya dalam satu arah. RSVP merupakan protokol kontrol jaringan yang membolehkan penerima data meminta QoS end-to-end untuk aliran datanya. Aplikasi real-time menggunakan RSVP untuk meminta resource yang diperlukan pada router sepanjang jalur transmisi, sehingga bandwidth yang diminta dapat tersedia ketika transmisi dilakukan. RSVP merupakan komponen utama Integrated Services. RSVP digunakan untuk melakukan reservasi sumber jaringan. Ketika aplikasi di host (penerima aliran data) meminta QoS untuk aliran data tersebut, maka digunakan RSVP untuk menyampaikan permintaan tersebut kepada router sepanjang jalur aliran data. RSVP bertanggung jawab dalam hal negosiasi parameter – parameter jaringan dengan router tersebut. Jika reservasi telah ilakukan, RSVP juga bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan kondisi host dan router untuk menyediakan layanan yang diminta.


Aliran data
Setiap node yang mampu melakukan reservasi resource mempunyai beberapa prosedur lokal pelaksanaan reservasi. Policy control menentukan apakah user memiliki izin administratif untuk membuat reservasi. Selanjutnya authetication, access control dan accounting untuk reservasi juga dilakukan oleh policy control. Admission control menjaga jalur resource sistem dan menentukan apakah node memiliki resource yang cukup untuk mensuplai QoS yang diminta. RSVP tidak menentukan bagaimana cara jaringan menyediakan pemesanan. RSVP hanya membolehkan aplikasi untuk melakukan pemesanan. Setiap ada pemesanan router menentukan penjadwalan dan kebijakan yang diperlukan untuk mendukung pemesanan tersebut.




Pesan alur (path message) berisi informasi lalu lintas informasi yang menjelaskan QoS pada suatu arus spesifik. Karena RSVP tidak menangani routing dengan sendirinya, maka digunakan informasi tabel routing pada setiap router untuk meneruskan pesan RSVP.


RSVP reservation messages flow.JPG


Jika suatu penerima ingin memesan QoS untuk suatu flow, maka dikirimkan suatu pesan reservasi (resv). Pesan reservasi berisi permintaan QoS dari receiver untuk suatu arus spesifik dan diwakili oleh filterspec dan flowspec yang membentuk arus descriptor (flow descriptor). Receiver mengirimkan pesan resv sampai router akhir pada path dengan alamat yang diterimanya dari path message. Karena setiap alat RSVP mengetahui alamat dari alat sebelumnya pada path, path perjalanan pesan reservasi adalah kebalikan ke arah pengirim dan menetapkan sumber daya reservasi di tiap-tiap router. RSVP tidak menangani keputusan routing. Algoritma routing unicast dan multicast yang ada yang melakukan keputusan routing. Ketika route sudah ditentukan RSVP memesan/ menyisihkan resource di link jaringan sepanjang route tersebut. Jika terjadi perubahan route RSVP memesan ulang resource.
 



RSVP mendefinisikan session menjadi aliran data dengan tujuan tertentu dan protocol layer transport. RSVP memperlakukan setiap sesi secara sendirisendiri. Sesi RSVP didefinisikan oleh DestAddress, ProtocolId, DstPort. Pada DestAddress, alamat tujuan IP paket data dapat berupa alamat unicast maupun multicast. ProtocolId merupakan ID protokol IP. DstPort merupakan parameter tambahan yang menggeneralisasi port tujuan.


Model reservasi RSVP
Dasar permintaan reservasi RSVP terdiri dari flowspec dan filter spec, dua hal tersebut disebut flow descriptor. Flowspec menentukan QoS yang diinginkan. Filter spec bekerja sama dengan spesifikasi sesi mendefinisikan paket data/ flow untuk menerima QoS yang didefinisikan oleh flowspec. Flowspec digunakan untuk menyusun parameter-parameter packet scheduler di node atau mekanisme layer link yang lain saat filter spec dipakai untuk menyusun parameter-parameter dalam packet classifier. Paket data yang dialamatkan ke sesi tersendiri tetapi tidak match pada filter spec pada sesi tersebut akan dianggap sebagai trafik best-effort.

 


Salah satu model reservasi lebih memperhatikan pemeliharaan reservasi/ pemesanan untuk pengirim yang berbeda dengan sesi yang sama yaitu membangun reservasi distinct untuk setiap pengirim upstream.


Wildcard-filter (WF)
Mode reservasi Wildcard-Filter menggunakan pilihan membagi pemilihan reservasi dan sender. Gaya reservasi ini menetapkan reservasi tunggal untuk semua sender di suatu sesi. Reservasi dari sender yang berbeda digabungkan bersama-sama sepanjang alur dengan demikian hanya permintaan reservasi yang paling besar yang akan digunakan bersama oleh semua sender.

Fixed-filter (FF)
Model reservasi Fixed-Filter menggunakan reservasi dengan pilihan yang berbeda dan seleksi sender eksplisit. Artinya bahwa reservasi yang berbeda diciptakan untuk paket data dari sender tertentu. Paket dari sender yang berbeda dalam sesi yang sama tidak membagi reservasi.

Shared-explicit (SE)
Reservasi model SE membuat reservasi tunggal untuk meng-cover aliran dari suatu subset sender ditetapkan. Oleh karena itu, suatu daftar sender harus dimasukkan ke dalam permintaan reservasi dari receiver.




Rabu, 13 Januari 2010

fddi


Setiap FDDI DAS memiliki 2 port, ditentukan dengan A dan B. Port-port tersebut menghubungkan DAS ke dual ring FDDI. Oleh karena itu, setiap port menyediakan sebuah koneksi untuk kedua ring, baik primer maupun sekunder.
Concentrator juga disebut dengan dual-attachment concentrator [DAC]) adalah ‘bangunan’ penting dari sebuah jaringan FDDI. Concentrator terpasang langsung bak dengan ring primer maupun sekunder, dan menyakinkan bahwa kegagalan atau listrik mati pada sembarang SAS tidak menjadikan ring mati. Hal ini akan sangat bermanfaat ketika peralatan yang dipasang adalah peralatan yang sering dimatikan atau dihidupkan, contohnya adalah PC.
Spesifikasi FDDI
ž  Media Access Control (MAC)
ž  Physical Layer Protocol (PHY)
ž  Physical Medium Dependent (PMD)
ž  Station Management (SMT)
1.      Spesifikasi MAC mendefinisikan bagaimana suatu media transmisi diakses, termasuk definisi format frame, penanganan token, pengalamatan, algoritma perhitungan cyclic redundancy check (CRC), dan mekanisme error recovery.
2.      Spefisikasi PHY mendefinisikan prosedur enkoding/dekoding data, kebutuhan clock, framing dan fungsi lainnya.
3.      PMD mendefinisikan karakteristik media tarnsmisi, termasuk sambungan serat kaca, level listrik, bit error rates, komponen optik, dan konektor yang dibutuhkan.
4.      Spesifikasi SMT mendefinisikan konfigurasi stasiun FDDI, konfigurasi ring, dan kontrol terhadap ring, termasuk penambahan dan pengurangan stasiun baru, inisialisasi, perlindungan terhadap kegagaan dan recovery, penjadwalan, dan koleksi data statistik tentang jaringan FDDI.
Protokol FDDI terdiri atas Link Layer Control (LLC) dan Media Access Control (MAC) yang merupakan setingkat dengan Data Link Layer pada OSI PROTOKOL. Sedangkan pada physical Layer OSI, Terdapat Physical Sub-Layar dan Physical Medium Dependent Sub-Layer. Bagian terpisah dari protocol FDDI adalah Station Management (SMT).
Protocol fddi



Hubungan antara komponen SMT dalam FDDI





Dual Counter-Rotating Ring merupakan standard Ring FDDI, yang terdiri dari Ring Primer dan Ring Secunder. Dimana keduanya membawah data dalam arah yang berlawanan. Didalam banyak aplikasi high-bandwidth, Ring primer dipakai untuk transmisi data dan Ring secunder sebagai back-upnya (terutama untuk self-healing selama fault condition).
Dual ring adalah kemampuan utama dari FDDI untuk menangani kegagalan pada jaringannya. Jika sebuah stasiun pada dual ring gagal atau mati, atau kabel rusak, konfigurasi dual ring secara otomatis melakukan “wrapped” (kembali ke dirinya sendiri) menjadi satu ring. Ketika ring di “wrapped”, topology dual-ring menjadi topology single-ring.
Perlengkapan penting seperti router atau mainframe dapat menggunakan teknik dua-homing yang menyediakan tambaan perlengkapan yang serupa untuk mendukung operasi yang kritis. Dalam situasi dual-homing, perlengkapan yang kritis dihubungkan ke dua concentrator. Satu pasang sambungan concentrator dinyatakan sebagai sambungan aktif, dan pasangan lainnya dinyatakan sebagai passive.

Dua frame pada FDDI